Rabu, 29 April 2020

Kendala Utama Budidaya Trigona


Hal yang paling umum diketahui dalam beternak kelulut adalah MUDAH, bisa dilakukan oleh siapapun, dimanapun hingga di tengah perkotaan sekalipun. Namun pada KENYATAANNYA beternak kelulut tak selalu semanis madu. Untuk menjaga stabilitas produksi madu, peternak perlu mengetahui kendala dalam budidaya Trigona (Kelulut). Ada satu kendala utama yang apabila tidak teratasi akan gagal pula keseluruhan upaya kita dalam membudidayakan Kelulut. 

Kendala utama tersebut adalah ketersediaan sumber pakan berupa pohon dan tanaman berbunga. Kekurangan sumber pakan akan menyebabkan koloni kelulut kekurangan makanan hingga berakibat pada kematian dan kepunahan koloni. Saat paceklik pakan, tak jarang terjadi perang antar koloni, meski tanpa sengat perkelahian antara kelulut seringkali berakhir dengan kematian akibat saling gigit sampai kepalanya terputus. Untuk memenuh kebutuhan pakan koloni, lebah prajurit dan pekerja akan menyerang koloni lain yang lebih lemah untuk diambil madunnya. 


Kondisi lain bagi koloni kelulut apabila merasa lingkungan yang ditinggalinya tidak nyaman dan aman maka mereka akan pergi meninggalkan sarang untuk mencari vegetasi yang lebih baik. Hijrahnya koloni kelulut ini dapat dipicu antara lain oleh ketersediaan pakan yang tidak mencukupi, penggunaan inteksida yang intensif di sekitar lokasi budidaya, gangguan hama dan penyakit dan merasa terancam oleh kehadiran koloni lain. 

Untuk mengatasi kendala ketersedian sumber pakan tersebut, calon peternak terlebih dahulu harus menyiapkan vegetasi yang akan menjadi lokasi budidaya kelulut dengan menanam aneka tanaman yang rajin berbunga. Kemudian memperhitungkan perbandingan jumlah populasi sumber pakan dan jumlah koloni kelulut yang akan diternakkan. Hal ini penting sebab jarak tempuh kelulut mencari makan pendek, hanya 200 – 500 m dari sarang. Bahkan pada musim hujan jarak tempuh kurang dari 200 m. 

Pa Sugeng Cerena misalnya, peternak lebah Apis dan Trigona (Kelulut) di Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Beliau mengubah halaman rumahnya menjadi taman untuk habitat lebah Apis dan Kelulut dengan menanam beragam jenis tanaman seperti Air mata pengantin, Xantostemon dan Jarak Batavia alias Jatropha. Selain indah dipandang, bunga-bunga tersebut menghasilkan nektar sepanjang tahun sehingga beiiau tidak khawatir lebah peliharaannya kabur karena kekurangan pakan bahkan di musim penghujan sekalipun. 

Selain di halaman rumahya, Pa Sugeng juga menaruh koloni lebah di berbagai titik lokasi yang berbeda di kebun Karet dan Porang miliknya. Hal ini dilakukan agar peletakan koloni tidak tertumpuk pada satu lokasi saja yang bisa menyebabkan perebutan makanan antar lebah. Jadi menjaga keseimbangan antara vegetasi sumber pakan dan jumlah koloni kelulut disuatu lokasi juga penting diperhitungkan. 

Meski beternak lebah kelulut akan lebih maksimal di daerah perkebun maupun rumah yang berdekatan dengan hutan, namun beternak kelulut tetap dapat dilakukan di perkotaan seperti yang dilakukan oleh Ahmad Ridha Zld di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Dia membudidayakan Kelulut jenis Itama di pekarangan rumahnya yang masih bertahan hingga sekarang. Yang terpenting sumber pakan bagi lebah tercukupi. 

Selain tanaman bunga, pohon buah menjadi salah satu pilihan pakan terbaik untuk kelulut. Pilih buah yang tidak mengenal musim agar pasokan pakan terus terjaga seperti belimbing, jambu air, jeruk dan markisa. Pohon buah ini bahkan bisa ditanam di dalam pot (tambulapot) bagi yang tidak memiliki lahan luas. Selain bunganya menjadi pakan, pohonnya sendiri menjadi peneduh dan sumber resin bagi sarang lebah. 

Terakhir setelah menanam kita juga harus memahami dan mempelajari teknik budidaya dan perawatan tanaman yang menjadi sumber pakan trigona. Mulai dari penyiraman, perlindungan terhadap hama dan penyakit, perbanyakan tanaman hingga pemupukan. Perawatan rutin untuk menjaga vegetasi tanaman itu dilakukan agar tanaman rajin berbunga sehingga lebah kelulut yang kita pelihara dapat hidup sentosa. 

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis sendiri yang hingga saat inipun masih terus berusaha mempraktekkan, belajar dan berbagi ilmu tentang budidaya Kelulut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar