Selasa, 28 April 2020

Itama, Kelulut Primadona Para Pembudidaya

Heterotrigona Itama tergolong spesies kelulut (Trigona) berukuran besar, panjangnya mencapai 7 mm. Untuk perbandingan Kelulut jenis laeviceps panjangnya hanya 3-4 mm. Dengan ukuran tubuh Itama yang besar, Jenis ini unggul dalam hal produksi madu. Oleh sebab itu, Itama merupakan salah satu pilihan favorit para pembudidaya kelulut. 

Produksi madu kelulut Itama bisa mencapai 500 ml per bulan saat musim kemarau dari setiap koloni tergantung ketersediaan pakan berupa bunga di sekitar lokasi budidaya. Itama memiliki kantong madu yang besar, ukurannya mencapai seukuran kelereng sehingga memudahkan panen madu dengan cara disedot baik dengan pipet, alat suntik modifikasi hingga mesin sedot. Kita bahkan bisa minum madu langsung dari sarangnya hanya dengan bermodal sedotan minuman. 


Namun tentunya, dibalik keutamaan di atas, budidaya Itama relative lebih sulit dibandingkan jenis lainnya seperti laeviceps. Ada beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan pembudidaya Kelulut Itama. Berbeda dengan laeviceps yang memiliki tingkat adaptasi tinggi, Itama membutuhkan waktu untuk adaptasi terutama saat pertama kali tiba di lokasi baru. 

Ketersediaan pakan di lokasi budidayapun harus diperhatikan dengan adanya beragam tanaman bunga dan pepohonan buah agar lebah yang akan dibudidaya tidak kekurangan pakan atau bahkan mati. pembudidaya bisa menanam tanaman bunga atau pohon yang berbunga sepanjang musim. Umumnya pembudidaya menanam bunga Air Mata Pengantin (AMP), Xantostemon, Jarak, dll. Pepohon seperti belimbin dan jambu air bisa jadi pipihan karena berbunga sepanjang musim. 

Selain itu, perkembangan budidaya Itama hingga saat ini masih terbatas, bibit itama Sebagian besar masih mengandalkan pasokan / pengambilan log dari hutan. Namun perlu menjadi pertimbangan, pengambilan log yang berisi koloni terus-menerus bisa mengganggu keseimbangan hutan dan berdampak pada maraknya penebangan kayu. Dinas terkait hingga para pembudidaya Itama terus melakukan uji coba pecah koloni kelulut jenis Itama ini, sehingga budidaya Itama tidak terlalu menggantungkan pada pengambilan di alam. 

Namun tentunya inipun masih sangat terbatas karena Jenis Itama lebih sensitif terhadap perubahan iklim mikro sehingga pemecahan / penggandaan koloni Itama lebih sulit ketimbang jenis Laeviceps. Hal tersebut di atas menyebabkan koloni Itama lebih sulit didapat dan harganyapun lebih tinggi daripada harga jenis laeviceps belum lagi adanya surat edaran dari Instansi terkait (Dishut) agar tidak melakukan pengambilan Koloni Kelulut dengan penebangan. 

Pemilihan jenis kelulut untuk dibudidayakan berpulang kepada ketersediaan koloni dan ketersediaan modal calon peternak. Pada dasarnya kelulut jenis apapun akan menghasilkan madu, pollen dan propolis yang bisa kita gunakan untuk tujuan memelihara Kesehatan tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar